03 April 2017

PT Len Industri Kembangkan Combat Data Link System Untuk Skadron Udara 5

03 April 2017


Pesawat Boeing 737 2X9 Surveiller TNI AU (photo : Bagus)

PT Len Industri kini tengah melakukan pengembangan combat data link system untuk mendukung misi intai strategis Skadron Udara 5. Pengembangan sistem tersebut akan memberikan layanan jaringan nasional, sehingga dapat mengirimkan data secara real time ke operator yang ada di darat.

“Seperti yang dijelaskan oleh Kadispenau, jadi kita ada national network, kita juga punya combat data link system yang sedang dikembangkan oleh PT LEN. Sehingga data-data maupun foto-foto yang kami dapat selama pelaksanaan operasi itu bisa kami transfer ke darat secara real time,” terang Komandan Skadron Udara 5, Letkol Pnb Akal Juang, kepada Angkasa, Rabu (29/3/2017) lalu.

Dengan adanya sistem tersebut, data-data yang di dapat saat melakukan operasi pengintaian dan pengamatan dapat diolah dan dianalisa oleh pihak berwenang yang ada di darat untuk kemudian  diambil tindakan, dalam hal ini TNI Angkatan Laut melalui Koarmatim ataupun Koarmabar. Semantara wilayah yang menjadi cakupan operasi Skadron Udara 5 yakni meliputi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, ALKI II, ALKI III dan wilayah pulau Ambalat.


Pesawat Boeing 737 2X9 Surveiller TNI AU (photo : Oystein Lund)

Indonesia memiliki wilayah laut yang begitu luas, sehingga cukup memakan waktu bagi TNI AL untuk melakukan patroli. Untuk itu, Skadron Udara 5 pun memikul tugas operasi untuk membantu patroli wilayah maritim Indonesia yang begitu luas untuk membantu dan mendukung pelaksanaan tugas pengintaian dan pengamatan yang dilakukan TNI AL.

“Kalau kami hanya melaporkan pengamatan di alur laut tersebut, kalau ada hal-hal mencurigakan, kapal-kapal mencurigakan, kami berkoordinasi dengan Armatim ataupun Armabar, sesuai dengan alur laut mana yang kami laksanakan operasi. Mereka akan menentukan tindakannya menggunakan kapal-kapal yang mereka miliki. Kami hanya bisa deteksi kapal-kapal yang tidak teridentifikasi saja,” jelas sang komandan.

Berdasarkan penuturannya, di selat Malaka, penemuan target kapal-kapal yang belum teridentifikasi relatif lebih banyak ketimbang daerah lainnya. “Kalau jumlahnya memang relatif lebih banyak di ALKI II maupun ALKI III. Itu kapal-kapal yang kadang tidak teregister ditempat kami, tapi kami konfirmasi ke darat,” papar Akal.



Ketika dari rekan-rekan memverifikasi hal tersebut, lanjut Akal, Skadron Udara 5 kemudian menyerahkan kepada TNI AL untuk tahap penindakannya. “Kami hanya menyampaikan data-data yang ada secara pengamatan kami dari udara,” tegasnya.

Di wilayah selat Malaka banyak ditemukan target-target kapal belum teridentifikasi oleh Skadron Udara 5 dikarenakan wilayahnya rata-rata dekat dengan darat. Hal tersebut membuat sinyal dari kapal-kapal itu lebih mudah terdeteksi.

(Angkasa)

12 komentar:

  1. pt len....pt di....dahana....pt pal...pindad....lapan.....adalah pilar industri senjata indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pt.inti pt.sari bahari pt.palindo dll.. masih banyak baaanggg...😁

      Hapus
    2. Ceritanya seru, tapi lebih seruh lagi Komentar seperti ini di banned oleh admin. dia tidak punya rasa malu lagi mengiklankan hal yang sesat diblog formil.

      Hapus
    3. Setuju Bung Ibenk...
      Bikin baca DS jadi gak mood...

      Hapus
    4. Iya bener bang ibenk, tuh orang kompor meleduk.

      Hapus
  2. Poseidon made in indonesia dan satu2nya di ASEAN indonesia boleh bine poseidon buatan tempatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya sebagian dr julukan itu lebih layak diberikan kpd CN-235 mpa milik AU yang baru, bang jaya...

      Surveiller hanya bisa mengamati obyek kasat mata menggunakan eo/ir/flir dan radar saja...sedangkan radarnyapun hanya bisa memantau obyek yang telah dilintasinya (seperti jejak sawah yang baru dibajak).

      CN-235 mpa terbaru milik AU selain memiliki flir dan searching radar...pola coverage radarnya 360 drajat disekitar pesawat (target yang berada dimuka-belakang-samping kanan/kiri). Selain itu dia masih bisa memantau target yang tak kasat mata yaitu emisi radar dan frekuensi radio/hp/mendeteksi komunikasi datalink walo tak bisa memecahkan kodenya.

      Tapi sayang, kedua tipe pesawat pasmar tsb belum dipersenjatai...Fokker-50 mpa milik singapor adl satu2nya pesawat mpa diasteng yang telah diperlengkapi dg senjata: harpoon, torpedo, bom laut

      Hapus
    2. Smiling @ kalo gk salah PT DI udah bisa tuh install torpedo dan rudal di CN235,cuma kitanya aja yg gak mau pake bro...kalo gak salah jg malay n turki pake CN235 MPA versi ASW yg punya gotongan torpedo tuh bro,CN235 MPA ASW mereka buatan PT DI lho

      Hapus
    3. Kalo cn-235 mpa strukturnya sdh diperkuat spy bisa menggotong rudal ato torpedo...tapi spy bener2 bisa meluncurkan rudal/torpedo harus diinstal lagi sotfware pengendali senjata (punya kita AU&AL belum diinstal software tsb, krn belum dioperasionalkan)

      Cn-235 turki smp saat ini adalah satu2nya varian asw yang sdh operasional....sedangkan milik kita baru tahap MPA.

      Supaya bisa menjadi versi asw, harus dilengkapi peralatan pendeteksi kasel, yang utama adalah sonobuoy dan pemroses sinyalnya, bisa juga ditambahkan MAD ato sensor pendeteksi uap mesin diesel kapal selam.

      Hapus
  3. To be honest, im very dissapointed to how the way this blog were maintained. It seems that "topix" had moved here where Trollers and hatters were involved in unapropriate text battle.
    Naaah... Karena pada dasarnya informasi yg ada disini bisa saya dapatkan di tempat lain jadi ya... Good bye everyone, Gw bosen di sini obrolannya ga bermutu dan berantem2 ga jelas,
    Let say.. It had become a cheap blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah kalau mau bunuh diri silahkan . Pamit mau pergi paling banter ganti merek nama sajaa haha ...

      Hapus
    2. alhamdulliah ,akhir nya ada juga yang berhembus mengikuti abdullah al banji.

      Hapus